Pasar Lelang Cabai Sleman semakin Seksi

By Admin


nusakini.com - Sleman, 25/09/2018 - Kementerian Pertanian mendorong terwujudnya stabilisasi pasokan dan harga pangan strategis di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan bahwa ketersediaan aneka cabai dan bawang merah harus terjaga dengan baik sehingga pasokan tercukupi, harga stabil, petani untung dan konsumen tersenyum. 

Menindaklanjuti hal tersebut Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi melakukan kunjungan ke salah satu sentra aneka cabai yaitu Sleman, dimana dalam 5 bulan terakhir ini menjadi primadona bagi kelompok tani karena pasar lelangnya. Malam ini saya datang ke sini yang ke dua kalinya, dan ternyata sungguh luar biasa pesat perkembangannya, ungkap wandi.

Pada kesempatan ini, Suwandi membuka pasar lelang cabai didampingi Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Heru Saptono dan Direktur Buah Ditjen Hortikultura, Sarwo Edhi, Dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim, pasar lelang malam hari ini saya nyatakan dibuka, disertai dengan gemuruh tepuk tangan bagi semua kelompok tani binaan yang hadir.

Menurut Suwandi, Harga malam hari ini semakin membaik bila dibanding satu minggu sebelumnya. Saat ini harga di pasar lelang puncak merapi, cabai merah keriting (CMK): Rp. 20.500 total 3.4 ton dan cabai rawit merah (CRM): Rp. 12.700, total 1,3 ton sehingga Total keseluruhan 4,7 ton. 

Malam ini saja perputaran uang bisa mencapai sekitar 87 Juta, sehingga sebulan perputaran uang di pasar lelang ini bisa mencapai 2,6 miliar. Sungguh luar biasa dan Inshaa Allah bisa mensejahterakan petani, cash and carry serta uang bisa langsung dibawa pulang oleh petani, pangkasnya. 

Menurut Heru Saptono, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman menyampaikan bahwa perkembangan pasar lelang merapi cukup pesat bila dibandingkan dengan 5 bulan sebelumnya. Saat ini anggota kelompok binaan semakin kompak dalam menghimpun semua produk cabai yang ada di wilayah sleman sehingga volume yang masuk juga semakin banyak karena kesadaran petani akan pentingnya pasar lelang semakin gencar. Bahkan beberapa daerah seperti Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, Jawa Timur, Jawa Barat sudah berkunjung ke lokasi ini untuk bisa melihat langsung aktivitas pasar lelang puncak merapi, bahkan bertekad untuk mereplikasi di wilayahnya. Kemajuan yang nampak saat ini adalah tempat yang digunakan sudah permanen berupa bangunan bangsal pascapanen berkat bantuan dari Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian. Kami berterimakasih kepada Kementan atas bantuan dan supportnya terhadap pasar lelang, pangkas Heru.

Moh. Sholeh selaku Pengelola Pasar Lelang dan sekaligus Ketua Asosiasi Hortikultura Puncak Merapi yang beralamat di Bunder Pakem Palagan KM 15 Purwobinangun Pakem, mengatakan bahwa

Pasokan Cabai rata-rata 3-5 ton per hari yang terdiri dari Cabai Keriting ( 2,5-4. Ton/hari) rawit (0,5 - 1 ton/hari) dipasok dari petani sekitar pelelangan dan titik Kumpul berasal dari 8 titik yaitu: pertama Kelompoktani Karang Kalasan Tirtomartani Kalasan, kedua Kelompoktani Pucangan Widodomartani Ngemplak, ketiga Kempoktani Ngemplak I Umbulmartani Ngemplak, keempat Gapoktan Sariharjo Ngaglik, kelima Gapoktan Margoagung Seyega, keenam Gapoktan Tridadi, kebon agung Tridadi Sleman, ketujuh Kelompoktani mangkudranan , Margorejo Tempel dan kedelapan Kelompoktani Gondoarum, Wonokerto Turi.

Ditambahkan Sholeh bahwa titik kumpul yang tiap hari pasok ke lelangan adalah Gapoktan Tridadi, Syehan dan Sariharjo sedangkan yang lain seminggu 2 kali, pangkasnya.

Direktur Jenderal Hortikultura, suwandi menyampaikan bahwa pasar lelang ini sudah mulai berkembang sekitar 20 kabupaten agar direplikasi di sentra kabupaten lainnya.

Pasar lelang adalah softsistem sehingga tidak memerlukan investasi infrastruktur yang mewah, cukup bangunan bangsal sederhana saja, yang penting tersedia tempat lelang ketemu antara penjual dan pembeli. Bahkan di Sleman ini penawar tidak perlu hadir, tapi cukup SMS besarnya menawar harga ke pengelola lelang, ungkapnya.

Suwandi menyampaikan ada 10 langkah strategis guna pengamanan dan stabilisasi pasokan dan harga yakni pertama, menyeimbangkan pasokan dengan ekstensifikasi kawasan di luar Jawa; kedua intensifkan teknologi pada sentra di Jawa; ketiga peningkatan kapasitas petani di luar Jawa; keempat khusus bawang merah pengenalan penggunaan benih biji (TSS) untuk bawang merah sehingga efisien biaya 65 persen; 

kelima penajaman manajemen dengan petani champion, keenam mengatur pola tanam antar waktu dan antar wilayah; ketujuh pembentukan pasar lelang hortikultura menjaga stabilitas harga dan transparansi di farmgate, one region one price, petani memperoleh harga tertinggi, cash and carry serta memotong rantai pasok, 

Kedelapan hilirisasi produk menjadi olahan skala rumahtangga dan bermitra industri agar turut menyerap, kesembilan teknologi penyimpanan sehingga lebih awet dan tahan lama, dan kesepuluh perluasan ekspor, misal 2018 bawang merah naik minimal dua kali lipat dibanding tahun lalu tukas Wandi. (pr/eg)